Mustahil jika manusia hidup tanpa
mitos. Manusia hidup dengan mitos-mitos yang membatasi segala tingkah laku
manusianya. Ketakutan atau keberanian manusia terhadap sesuatunya, ditentukan
oleh mitos-mitos yang berlaku dalam masyarakatnya. Banyak hal yang sukar untuk
dipercayai dalam mitos, tetapi ternyata mitos dapat berlaku hanya karena
penganutnya begitu mempercayai suatu mitos, dan ketakutan akan sesuatu yang
lebih itu hanya disebabkan oleh mitos, bukan ketakutan akan keadaan yang
sebenarnya.
Oleh Karena itu, segala “peraturan”
dalam kehidupan kita biasanya diterangkan dengan suatu alasan mitos. Dengan
ketakutan mitos yang ada padanya, “peraturan” itu diharapkan akan dapat begitu
mencekam kehidupan kita, sehingga manusia takut jika melanggarnya. Kehadiran
suatu mitos merupakan suatu kemestian terutama pada hal-hal yang bersifat
abstrak, sesuatu yang tak jelas tentang baik dan buruknnya. Sebagian besar orang Jawa termasuk dalam golongan bukan muslim santri yaitu
yang telah mencampurkan beberapa konsep dan cara berpikir Islam dengan
pandangan asli mengenai alam kodrati dan alam adikodrati. Ciri pandangan hidup
orang Jawa adalah realitas yang mengarah kepada pembentukan antara alam nyata,
masyarakat, dan alam adikodrati yang dianggap keramat. dalam pikiran orang Jawa adalah sikap dan
pandangan hidup terhadap alam semesta yang mengandung kekuatan supranatural da
penuh dengan hal-hal yang bersifat misterius yang membentuk sikap dan pandangan
hidup terhadap dunia nyata dengan mitos-mitos dengan Tujuan utama dalam hidup
adalah mencari serta menciptakan keselarasan atau keseimbangan kehidupan.
Mitos yang berkembang dimasyarakat
Semarang tentang sebuah tugu yang dikeramatkan yaitu tugu soeharto. Tugu
Soeharto terletak di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Di tempat ini
ditandai dengan monumen setinggi sekitar 8 meter ini merupakan pertemuan antara
Kaligarang dan Kali Kreo. Nama Tugu
Suharto konon bermula saat Presiden RI ke-dua Soeharto yang kala itu berpangkat
mayor bertugas di Semarang dalam perang melawan Belanda. Saat itu beliau lari
ke arah selatan kota yang saat itu masih berupa hutan, beliau melompat ke
sungai yang merupakan pertemuan dua arus sungai, dan kemudian menancapkan
tongkat dan berendam di sana. Di titik inilah kemudian dibangun monumen yang
bernama TUGU Suharto dan masyarakat yang ikut percaya pada aliran kejawen
Soeharto ikut melanjutkan tradisi berendam atau kungkum tersebut. Cerita yang berkembang dimasyarakat sekitar, pada jaman dulu
Soeharto berperang dengan Belanda, kemudian Soeharto bersembunyi di pinggir
Kali Garang, dan akhirnya beliau selamat. Sebagai ucapan terimakasih, Soeharto
kemudian membangun tugu yang diberi nama Tugu Soeharto.
Namun
menurut salah satu polisi yang bertugas pada saat malam satu suro tersebut
menuturkan bahwa ada mitos lain yang menyatakan bahwa ada seseorang bernama Romo Rusdiat yang bertempat tinggal di samping
Pon bensin Sampangan, Romo Rusdiat adalah guru seperitualnya Soeharto dulu pada saat masih bertempat
tinggal di Semarang. Namun karena di bangunya pom bensin tersebut maka rumah romo
Rusdiat digeser kearah barat bersebelahan dengan pom bensin sampangan, menuturkan bahwa monument ini dibangun karena untuk mengingat napak tilas
Soeharto sebelum menjabat sebagai presiden, dulunya Soeharto semasa belum
menjadi presiden sering berendam di sungai tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh sesuatu yang di inginkan oleh pak Soeharto seperti memperlancar
rizkinya, dimudahkan jalan hidupnya, di pajangkan umurnya dan serta meperoleh
pahala.
Serta pada saat
Soeharto meakukan ritual kungkum tersebut ada semacam benda berbentuk gong atau
kentongan, namun fungsi dari benda semacam kentongan atau gong tersebut tidak
dijelaskan secara pasti untuk apa fungsinya, ada narasumber yang menyebutkan
bahwa benda tersebut merupakan kenang-kenangan yang diberikan oleh pak Soeharto
kepada Romo Rusdiat yang sudah berperan dalam membimbingnya sebagia guru
supranaturalnya, namun ada juga yang menyebutkan bahwa benda tersebut mempunyai peran yang penting
pada saat prosesi Soeharto melakukan
ritual kungkum tersebut. Mmonumen
tugu tersebut hanya dijadikan peringatan yang tidak memiliki fungsi tepat guna
namun tugu tersebut hanya dijadikan sebuah saranan untuk mengingat masayarakat
akan kejadian tentang tapak tilas Soeharto pada saat tinggal di Semarang.
Sarana yang dimanfaatkan justru di sungai pinggiran tugu yang dijadikan sebagai
tempat ritual kungkum.
Kemudian mitos ini
berkembang hingga saat ini. Pada
pergantian tahun baru Jawa, 1 Sura, orang-orang melakukan ritual kungkum atau
ngalap berkah, mereka percaya, dengan ritual kungkum di malam 1 Sura ini
senantiasa akan mendapatkan berkah dan keselamatan ke depannya serta akan
dikabulkan keinginannya. Kepercayaan ini dinilai sebagai nilai spiritual yang
terdapat di Tugu Suharto, meski sekarang banyak pula yang hanya ikut-ikutan
melakukan prosesi ritual kungkum tanpa mengerti manfaat yang sesungguhnya, masyarakat sekitar juga
tidak begitu faham asal mula Tugu
Soeharto serta mitos di dalamnya. Mereka
hanya mengikuti tradisi kungkum karena
menurutnya itu sudah menjadi tradisi sejak dulu dan hanya mengikuti dan
meneruskan tradisi saja tanpa mengerti apa sebenarnya manfaat dari kungkum yang
sebenarnya. Mereka hanya mendengar cerita-cerita dan petuah-petuah dari para
pendahulunya yang dijadikan penghubung antara generasi yang telah meninggal
dengan generasi yang masih hidup dalam suatu masyarakat. Dalam masyarakat tanpa
adanya tulisan yang jelas, namun tradisi dapat disimpan dalam memori dan
penyampaian yang berulang-ulang. Mereka hanya bercerita secara lisan tanpa
memberikan data atau bukti tertulis tentang berdirinya Tugu Soeharto ini.
Cerita yang disampaikan menurut masyarakat sekitar juga
diperoleh secara turun-temurun dari pendahulu-pendahulu mereka
sebelumnya. hanya
karena menurut cerita dari asal keberuntungan Soeharto yang selamat dari
kejaran Belanda yang kemudian melakukan kungkum di sekitar sungai dan kemudian
beliau menancapkan tongkat. Secara garis besar hanya seperti itu alasan mengapa
Tugu soeharto dipercayai sebagai tempat keramat. Mereka yang
datang kemari tak hanya warga Semarang saja, tetapi juga warga luar kota. Tugu Soeharto kini menjadi tujuan utama
masyarakat Semarang ketika memasuki bulan sura.
Warga masyarakat banyak yang berendam di tugu Soeharto saat
malam satu Suro atau pergantian tahun jawa. Ratusan pasang mata tak lepas
memandang Sungai Banjir kanal Barat di Tugu Suharto Kelurahan Bendan Duwur
Kecamatan Gajahmungkur. Sungai itu terbentuk dari dua aliran sungai berbeda,
yakni Kali Garang dan Kali Kreo. Masyarakat mempercayai efek dari pertemuan
dari dua arus sungai yang berlainan pada tubuh membuat semacam pusaran. Konon,
menurut kepercayaan masayarakat sekitar pusaran searah jarum jam untuk
keinginan duniawi dan pusaran yang berlawanan dengan jarum jam melepaskan
kemelekatan dari duniawi. Kungkum pada pertemuan dua arus sungai yang berbeda
arah akan menimbulkan dampak lahirnya frekuensi baru yang menghantar gelombang
otak kita ke tingkat hening, bening dan memberikan ketenangan.
Banyak warga yang berendam di sungai tersebut mulai dari orang
tua, remaja hingga anak-anak. Hal yang pertama dilakukan mereka adalah melepaskan
pakain mereka dan hanya menyisakan celana pendek. Kedua tangannya menengadahkan
ke atas dan mulutnya komat-kamit mengucap doa lalu berendam. Sebungkus kembang
dibuka untuk dilarung mengikuti arus sungai yang mengalir. Sebagian kembang
tampak dimakan. Sebagian lagi kemudian disiramkan beserta air sungai ke kepala.
Proses berendam di lakuakan mulai dari mahrib hingga menjelang subuh. Namun
waktu yang efektif bagi mereka untuk melakukan ritual tersebut adalah saat jam
00.00 sampai 03.00.
Mereka percaya dengan melakukan ritual kungkum tersebut
untuk meminta umur panjang, kelancaran rejeki, dan kesehatan serta mensucikan
diri serta bagi mereka yang belum memiliki jodoh maka akan mendapatkan jodoh,
serta bagi anak-anak akan memperoleh pahala. Sementara itu, sekelompok
pengunjung lainnya memanjatkan doa berbahasa Arab dan Jawa seperti terdengar
sholawat nabi untuk menyambut tahun baru islam. Sebelumnya belasan orang itu
telah membakar garu atau dupa yang
biasanya untuk digunakan sembah yang di Kelenteng. Hal itu untuk memberi makanan
pada leluhur yang dianggap sebagai penunggu tersebut Tujuannya, lanjutnya,
untuk kepentingan personal menyangkut kehidupan dunia agar berjalan baik.
Sebagian dari mereka yang juga mempercayai jika mereka mempunyai penyakit kulit dan kemudian mandi
atau kungkum di sungai tersebut akan sembuh dari penyakit kulit yang
dideritanya.
Sekarang warga masyarakat juga tidak perlu khawatir lagi
saat melakukan ritual kungkum di sungai tersebut karena tim SAR Semarang telah
menerjunkan personil dengan disertai perlengkapan alat untuk di medan air,
seperti perahu rafting, life jacket, ring boy,senter super beserta lainya.
Lebih lanjut diharapkan dengan adanya para personil Basarnas ini paling tidak
bisa memberi rasa aman bagi warga yang sedang melakukan ritual di sungai. Serta
adanya kerja sama dengan jajaran polsek Gajah mungkur yang ikut bekerjasama dalam
mengamankan acara tersebut.
Warga
yang penasaran mendatangi lokasi dan membuat gaduh. Ada yang menanyanyi dengan
alat musik di pinggir kali. Ada yang mengobrol. Sebagian besar memadati
jembatan Tugu Suharto di atas sungai dan sebagian lain berada di pinggir sungai
melihat lebih dekat para warga yang kungkum. Saat ini ritual kungkum mulai
menjadi tujuan bagi warga untuk berjalan-jalan.
Hal tersebut juga dimanfaatkan oleh para Puluhan pedagang
karena banyaknya warga yang datang. Serta Dengan di bangunnya jembatan permanen
serta di perbaikannaya pinggirin sungai untuk memberikan kenyaman bagi pra
warga yang ingin berkunjung ke acara tersebut juga menambah banyaknya
pengunjung yang datang keacara tersebut untuk melihat ritual kungkum yang
dilakukan saat malam satu suro. Banyak para pedagang yang menawarkan barang
daganganya seperi pakaian, dompet, jam, kaca mata, dan mainan anak-anak seperti
otok-otok, mobil-mobilan, dan mainan berbahan plastic lainnya, serta menjual berbagai makanan kecil seperti
jagung bakar, nasi kucing, gorengan, dan dan makanan kecil lainya serta minuman
hangat salah satunya kopi. Selain itu warga masyarakat sekitar untuk menyediakan
jasa air bersih untuk warga mandi dan mencuci kaki setelah melakukan kungkum,
karena memang jalan disana becek karena banyaknya warga yang berdatangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar